kidnesia.com
kidnesia.com

Pensil merupakan salah satu alat yang sangat penting bagi manusia. Baik untuk kebutuhan anak sekolah maupun untuk para seniman dan pekerja seperti arsitek. Bahkan dengan perkembangannya sekarang, pensil tidak hanya digunakan sebagai alat tulis maupun lukis saja, namun juga dapat berupa alat kosmetik.
Perkembangan tersebut tak serta merta didapatkan secara instan. Sejarah penemuan pensil modern yang kita kenal saat ini mengalami proses yang cukup panjang. Adalah Nicolas-Jacques Conté yang disebut-sebut sebagai penemu dari pensil jenis batangan ini.
Ia merupakan seorang pelukis dan ilmuwan yang lahir pada 4 August 1755 di Saint-Ceneri-pres-Sees (sekarang Aunou-sur-Orne) di Normandy, Prancis. Ia berasal dari keturunan petani yang diketahui telah menggarap lahan yang sama selama dan memiliki lima saudara.
Sejarah penemuan pensilnya dimulai pada tahun 1794. Saat itu grafit murni yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan pensil sangat sulit didapatkan, karena saat itu Prancis dibawah blokade ekonomi sehingga tak dapat melakukan kegiatan impor barang termasuk grafit dari Inggris yang merupakan sumber utama grafit murni tersebut.
Grafit murni ini sendiri ditemukan pada 1564 dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake Distric dekat Keswick, Inggris bagian utara. Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah hitam dan plumbago, artinya “seperti timah” karena sifatnya yang hampir sama. Sedang, Abraham G Werner seorang ahli geologi asal Jerman, memberikan nama grafit yang diambil dari bahasa Yunani graphein yang berarti menulis.
Awal pemanfaatan grafit sebagai bahan pensil ini pun dipelopori oleh keluarga Faber yang tinggal di Jerman. Tepatnya tahun 1760 mereka memulai usaha pembuatan pensil grafit ini. Namun usaha mereka tak terbilang sukses akibat dari kualitas yang tidak baik. Pensil yang dihasilkan mudah patah dan mengotori tangan.
Barulah kemudian pada tahun 1795 Conte berhasil menyempurnakan pembuatan pensil. Awal ia membuatnya pun atas permintaan seseorang yang menjadi penyokongnya, Lazare Nicolas Marguerite Carnot, untuk membuat pensil dengan tidak memerlukan bahan impor. Akhirnya setelah melewati beberapa percobaan, ia pun menemukan cara yang tepat yakni dengan mencampurkan air, tanah liat dan grafit bubuk kemudian dibakar pada suhu 1900o Fahrenheit. Terakhir dibungkus dengan dua kayu berbentuk setengah silinder.
Tak sekedar membuat, ia pun mampu menghasilkan variasi warna hitam dengan mempertimbangkan perbandingan antara banyaknya tanah liat dan bubuk grafit yang digunakan. Jika jumlah tanah liat lebih banyak dibandingkan bubuk grafitnya maka akan diperoleh pensil dengan tekstur keras dengan ketebalan warna yang tak terlalu mencolok.
Sebaliknya jika jumlah bubuk grafit lebih banyak dibanding tanah liatnya maka akan diperoleh pensil yang cenderung lunak (mudah patah) dan lebih tebal (hitam). Proses seperti ini pun masih digunakan sampai sekarang.
Sebenarnya tak ada yang mengetahui kapan dan dimana tepatnya pensil pertama ditemukan. Pensil primitif pun diyakini sudah ada di benua Eropa sejak 1560-an. Namun jauh sebelum itu suku Aztec di sentral Meksiko sudah menggunakan grafit sebagai penanda.
Pensil yang ditemukan oleh Conte ini merupakan pensil modern. Pensil primitif yang sudah ada sebelumnya tak berbentuk se-modern yang diciptakan oleh Conte. Selain itu, ia juga menciptakan mesin perlengkapan yang bisa digunakan untuk membulatkan pensil.
Pantas saja jika Conte disebut sebagai penemu pensil sejati. Selama kurang lebih 100 tahun pensil di Prancis dikenal dengan ‘Crayons Conte’ atau Pensil Conte dan sampai sekarang pembuatan pensil menggunakan merek nama Conte masih dilanjutkan.

sumber  :http://www.identitasunhas.com/nicolas-jacques-conte-penemu-pensil-conte/